Raysoart
Raih Penghargaan Presiden
Nama Sari Kecana yang didirikan pada tahun 1998 merupakan kepanjangan dari nama pendiri almarhum Sarken. Sewaktu terbentuk dan dipegang Sarken, pembuatan patung di tempat ini belum dipasarkan secara luas. Hanya dilakukan pembuatan sesuai pesanan dari lokalan Bumi Makepung. Namun semenjak dikendalikan oleh Sarwadi dibantu adik kandungnya, I Guti Komang Rai Sartika (33) lulusan ISI Denpasar, produksi patung terus diperbanyak.
Karena banyaknya koleksi patung di sanggarnya menarik minat masyarakat. Kebetulan tempat memajang karya seni tersebut berada di pinggir jalan utama Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Beberapa pengusaha toko yang menjual patung dari lokal dan luar kabupaten juga banyak yang membeli karya seni tersebut. Diantaranya toko-toko patung di Klungkung, Kapal, Buleleng, Gianyar dan lainnya menjadi langganan tetap seniman patung asal Bumi Makepung tersebut.
Untuk pasar lokal Bali, yang paling diminati adalah patung yang biasa digunakan di tempat persembahyangan, seperti tokoh pewayangan jenis Dewatanawasanga. “Patung untuk penghias rumah dan taman juga sering diburu pembeli. Setelah terus kami produksi dan buat kreasi, semakin banyak yang nyari. Begitu juga pesanan dari luar daerah seperti Lombok, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera, terus mengalir,” tuturnya saat Bali Tribune mengunjungi sanggar seninya beberapa waktu lalu.
Namun kepercayaan pangsa pasar tersebut tidak mudah didapatkan. Sebab sejak awal dia memiliki komitmen dalam berkarya, yakni kepuasan konsumen. Motif dan detail dari patung yang dihasilkan selalu lebih disempurnakan. Karenanya, hasil kreasi patung yang dibuat selalu menjadi idola para pelanggan tetapnya yang tergugah dari kreasi baru.
Meskipun karya-karya seninya telah merambah pasar luar Bali, ternyata Sarwadi masih menemui beberapa kendala yakni dari 25 tenaga kerja yang dimilikinya, belum seluruhnya mahir, sehingga menjadi masalah ketika kebanjiran order. Namun, dengan keyakinan dan kesabaran dia terus mengajarkan dan membina karyawannya agar mahir menguasai teknik pembuatan patung.
Selain membuat patung untuk dipasarkan, Sarwadi bersama adiknya juga membuat patung untuk dipamerkan. Khusus untuk karya seni yang khusus dipamerkan, biasanya Sarwadi dan adiknya yang mengerjakan.
Raih Penghargaan Presiden
Kerja keras Sarwadi bersama adiknya ternyata membuahkan hasil, pada tahun 2012 menerima penghargaan dari Presiden RI. Sarwadi dianugrahi penghargaan Kreasi Prima Mutu 2012 yang diserahkan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Jumat (7/12). Kreasi Prima Mutu merupakan penghargaan pemerintah kepada perusahaan IKM yang telah mampu meletakkan budaya kerja melalui penerapan Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) dan Gugus Kendali Mutu (GKM) yang dilaksankan secara konsisten dan kontinyu dengan memberikan dampak terhadap kemajuan kinerja perusahaan.
Penghargaan Kreasi Prima Mutu mulai dirintis sejak tahun 2009 oleh Dirjen IKM Kementrian Perindustrian. Berarti penghargaan Kreasi Prima Mutu di tahun 2012 merupakan yang ke-4, terdapat 7 IKM se-Indonesia yang meraih penghargaan teresebut. Membanggakan, salah satu dari penghargaan tersebut diraih oleh IKM Sari Kencana, di Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jemrbana.
Untuk meraih penghargaan tersebut tidaklah mudah, perlu proses panjang, juga tidak terlapas adanya koordinasi dengan instansi teknis yakni Disperindagkop Jembrana. “Ya, sambil saya belajar untuk perkembangan, dalam perjalanannya juga ikut pelatihan-pelatihan. Ada lima tahunan saya ikuti sampai akhirnya dapat pengargaan ini,” ungkapnya. ded
No comments:
Post a Comment