Search This Blog

Saturday, 23 March 2013



     Saya ingin masyarakat untuk menikmati karya-karya yang menyenangkan secara visual ini...tapi ada juga kepedulian yang kedua bagi seniman bicarakan, yaitu kegelisahan mereka sebagai seniman pasca-reformasi yang melihat perubahan dalam masyarakat Indonesia setelah reformasi. Ada kegelisahan tentang bagaimana generasi muda di Indonesia bisa merasa apatis dan puas diri dengan situasi Indonesia saat ini.
Tapi kesuksesan karya mereka adalah kemampuan mengangkat isu budaya dan politik secara ringan, dan bahkan lucu dan menyenangkan.


    Kalau kita bicara tentang transisi kebudayaan Indonesia, secara otomatis kita berbicara tentang hubungan Indonesia dengan negara lain atau kebudayaan lain yang selama ribuan tahun terjadi, ada yang datang kemudian berubah, ada yang datang lagi kemudian berubah. Dari cara kebudayaan ini bertemu, berubah, dan bernegosiasi, ada banyak yang bisa di-share untuk orang lain, karena persoalan bertemu dengan yang asing itu persoalan semua orang, bukan hanya persoalan orang Indonesia saja,” 
 Pertemuan, negosiasi, dan perubahan ini, menurut saya sekarang semakin cepat terjadi dan menuntut sebuah budaya baru dalam proses negosiasi dengan yang asing.






 


   Semakin hari saya melihat yang dihadapi atau dijumpai oleh kebudayaan Indonesia saat ini jelaslah semakin kompleks, semakin lebar, ada fasilitas komunikasi yang demikian mudah, jadi pertukaran-pertukaran itu lebih cepat, lebih pragmatis, dan saya pikir perlu satu kebudayaan baru dalam menghadapi yang asing.
        





   

  Politik bukanlah sesuatu yang dipisahkan dari kehidupan sehari-hari di Indonesia.Kalau Anda hidup di Indonesia, Anda akan mengerti bagaimana tidak mungkinnya memisahkan politik dari kehidupan sehari-hari. Hampir 90% karya seni yang dibuat di sini adalah respon terhadap atau dipengaruhi oleh kondisi sosio-politik keadaan sekitar kami.

No comments:

Post a Comment